@sratnaningw

RSS

* Surat Cinta Biasa *




Karena dia manusia biasa
Sebelumnya, suatu ketika yang lalu, setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan soalan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/ isterimu? Dari mulai jawaban kerana Allah hingga jawaban duniawi (ganteng, baik atau berperikemanusiaan). Namun ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya hingga kini.

Hingga saat ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban dari salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib! Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan mereka hanya dilakukan dalam masa sebulan saja. 

Dia bukanlah seorang akhowat! Satu hal yang pasti, dia jenis wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih calon suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sukar untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu mau menikah, saya tidak menganggapnya serius.

Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi ana berdoa, semoga ucapannya benar dan menjadi kenyataan. saya tidak mau melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tarikh pernikahannya. Serta meminta saya untuk memohon cuti, agar dapat menemaninya semasa pernikahan. Begitu banyak soalan di kepala antaranya saya ingin tau, kenapa dia begitu mudah menerima lelaki itu.

Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia boleh memutuskan untuk menikah secepat ini.
Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali waktu itu (benar-benar sibuk). Saya tidak boleh membantunya mempersiapkan apa yang perlu di persiapkan menjelang pernikahannya. Beberapa kali dia menelefon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa masalah. Beberapa kali juga saya telefon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya.Kami sama. Tenggelam dalam kesibukan masing-masing.

Saya menggambil cuti dua hari sebelum pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk bermalam di rumahnya. Jam 11 malam, baru kami dapat berbual-hanya-berdua di taman rumahnya. Hiruk pikuk persiapan akad nikah esok paginya, sungguh membelenggu.

Walaupun pada awalnya kami ingin berbicara tentang banyak permasalahan. Akhirnya, dapat juga kami berbicara berdua. Ada banyak masalah yang ingin ana tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak kisah kepada saya.
"Aku tak boleh tidur," ujarnya malam itu. Dia memandang saya dengan wajah bersahaja. Saya faham keadaanya ketika ini. Kami meneruskan pembicaraan secara berbisik-bisik. Kami berbicara banyak permasalahan, tentang masa lalu juga.Wajah cerianya nampak jelas dalam kesamaran lampu taman.

"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari duduknya sambil meraih HP disaku bajunya.Lalu masuk ke dalam bilik. Perlahan dia membuka laci meja hiasnya dan kembali ke taman lalu menyerahkan sekeping sampul surat kepada saya.

Saya menerima sampul surat putih panjang dengan cop surat syarikat tempat calon suaminya bekerja. “Apa ni?” saya memandangnya tak mengerti. Eeh, dia malah ketawa geli.

"Buka lah." Sehelai kertas saya tarik keluar. Kertas putih berukuran A4. Saya membaca satu kalimat di atas dideretan paling atas.
“Baguslah." Saya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Sementara dia Cuma ketawa melihat ekspresi saya. Saya mulai membacanya. Dan sampai saat ini pun saya masih hafal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.

 - SURAT CINTA BIASA -

**********
" Kepada Calon isteriku, calon menantu Ibu dan ayahku dan calon kakak buat adik-adikku dan calon ibu kepada anak-anakku nanti,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah suratini hingga ke akhirnya dan kemudian silakan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu hingga selesai.
Saya, yang bernama ... ... maukan anda ... ... untuk menjadi isteri saya.
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya mempunyai pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah kemudiannya saya akan tetap bekerja. Tapi yang pasti saya akan berusaha mendapatkan rezeki untuk mencukupi keperluan isteri dan anak-anak saya kelak, insya`allah.

Kini saya masih menyewa rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan terus menyewa selamannya.Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar isteri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.

Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan dan mengendalikan kelebihan saya.

Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh kerana itu, saya menginginkan anda supaya membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Kerana saya tidak tahu suratan jodoh saya.

Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.

Kenapa saya memilih anda? Hingga saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah solat istiqarah berkali-kali, dan keputuannya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, saya memilih anda kerana Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama dan juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa. Saya akan berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.

Saya mohon solat istiqarah dulu sebelum memberi jawaban. Saya beri masa minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini.
Amin Ya Rabbal `Alamin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
**********

Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistik. Tanpa janji-janji yang melambung dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta biasa, saya menyebutnya. Saya menatap sahabat di sisi. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.

"Kenapa kamu memilih dia."
"Kerana dia manusia biasa." dia menjawab mantap.

"Dia sadar bahawa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, justru itu memberikan kesenangan tersendiri buat aku.”
"Maksudnya?"

"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu esok masih ada. Betul kan? Paling tidak, aku tau bahawa dia tidak akan frust kalau suatu masa nanti kami jadi miskin. Hahaha.”

"Ssshhhhttt." saya menutup mulutnya. Kuatir ada yang tau kalau kita bercerita rahasia. Terdiam seketika memasang telinga. Sunyi. Suara cengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kami saling berpandangan lalu tergelak sambil menutup mulut masing-masing.

"Sudahlah. Pergilah tidur lagi. Esok kamu mengantuk, saya pula yang dimarahi Mama." pembicaraan seketika tadi masih terngiang terus ditelinga saya.

"Sal...tidurlah lagi. Dah malam." Suruhan mamanya dari dalam.
Saya menyarankan dia masuk ke kamar dan istirahat menjelang hari bahagianya esok. Saya ingin dia tidur, agar dia kelihatan cantik esok pagi. Rasa mengantuk saya telah hilang, rasanya tidak akan tidur semalaman ini. Terfikirkan nikmat yang Allah anugerahkan. Moga lelaki itu nanti menjadi pemimpin yang terbaik buat temanku ini. Senyum.
**********

“Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahawa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya.Begitu juga dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah berada sejak roh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban namun sebuah 'proses usaha'.

Betapa indahnya apabila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan 'nama'. Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Teruknya ibu bapaknya, bukan berarti diri itu akan menjadi sedemikian. Begitu juga sebaliknya, sebaik dan sehebat mana cara ibu ayah mendidik, tidak akan menggambarkan keperibadian yang terbaik kepadanya kerana INGATLAH!! Iman tidak diwarisi, walau ayahnya seorang Nabi dan sesungguhnya, Allah jualah yang membolak-balikkan hati.

Perbaharui niat dan peliharalah iman, amalkan segala yang dipelajari serta hindarilah rasa Su’uzhan (berprasangka buruk), ego, bongkak, merasa diri serba betul dan serba kena, memperkecilkan manusia lainnya.
Sewajarnya, pernikahan sangat perlu dilandasi kerana Allah semata-mata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara keseluruhannya kepada Allah yang membuat senarionya. Maka semua itu pastinya menjadi indah, subhanallah.

Teman-teman, INGATLAH!!!
Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap hambaNYA.
Hanya Allah yang memudahkan segala urusan.
Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan.
Kita hanya boleh memberi keredhaanNYA lantas kitalah yang selayaknya meminta-NYA barokah dalam sebuah pernikahan.
Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah.
Peliharalah ikatan baik dengan cara dan landasan yang terbaik kerana Allah.

Lalu, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah berkata, “Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu dapat bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Insya`allah rasa cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya. Kerana ia adalah anugerah.
Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa.

Maka, terimalah yang baik akhlaknya, bukan akhlak ibu bapaknya. Kerana itu tidak boleh dijadikan cerminan utama. Bersamalah membina rumahtangga dan keluarga yang barokah, Sakinah, Mawaddah wa Rahmah, berkekalan hingga ke Surga-Nya.

Amin Ya Rabb...



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

- Pengorbanan -

Saat berada di suatu keadaan yang membuat orang lain tidak merasa di rugikan, pasti akan berakhir bahagia...


Tapii......
Saat seseorang berada di suatu keadaan di mana, mau g mau harus memilih orang-orang di sekitarku yang ku sayang??
Saat seseorang di hadapkan suatu pilihan untuk mengambil keputusan tegas??
Hanya sakit & bimbang yang ku dapat...


Menginginkan kebahagiaan untuk semua pihak...
Menginginkan senyuman dari semua pihak...
Ternyata semuanya sia-sia...
Setelah rasa sakit ini telah di sembuhkan,
Ternyata ada rasa yang lebih sakit saat harus memilih suatu pilihan tanpa ada solusi terbaik...


Aku mencoba tegar, mencoba kuat...
Tapi akupun masih punya perasaan, di mana saat aku ingin semuanya selesai, aku tidak punya jalan pintas...
Apa yang seharusnya ingin ku lakukan, semua terhambat...semua hanya harapan...
Aku tidak ingin menyakiti siapapun...
Tapi akupun tidak bisa melakukan apa-apa...


Tuhaan...
Mungkin ini ujian dari-Mu...
Ujian yang bisa membuatku dewasa...
Ujian yang bisa membuatku mandiri...
Ujian yang bisa membuatku mengambil keputusan secara bijaksana...


Tapi aku bukan seseorang yang tegar saat hati ini di hadapkan dua pilihan...
Dua pilihan yang HARUS di lakukan...
Seperti inikah rasanya mengorbankan suatu perasaan??
Seperti inikah rasanya di keadaan & situasi bimbang??


Semua petunjuk & jalan keluar hanya Allah SWT yang tau...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS